Semalam saya nggak tidur lagi. Selain
karena sedang ada banyak deadline, juga tak tau kenapa mata ini sulit
mengatup. Saya manfaatkan saja untuk mengerjakan sisa-sisa deadline yang
masih bertumpuk. Selepas shubuh, saya langsung berkemas berangkat ke
sebuah kota yang beberapa bulan terakhir ini, sering sekali saya
kunjungi. Puji syukur, si Pemilik Semesta memberi saya jalan rejeki di
kota itu.
Di samping kemudi, sambil memandangi
dunia yang masih setengah terlelap, pikiran saya berkembara. Tak tahu
kenapa saya tiba-tiba sangat rindu kepada kampung halaman. Hampir
setahun saya tidak pulang ke sana.
Saya rindu dengan udara paginya.
Saya rindu dengan meranggasnya pohon jati yang ditanam ayah saya di halaman rumah.
Saya rindu dengan hamparan hijau sawah ladang yang setiap hari menghidupi dapur kami.
Saya rindu kembali dengan suara-suara itu.
Saya rindu dengan teman-teman kecil saya yang dulu bersemangat mengaji di surau meski tanpa listrik.
Saya rindu kembali dengan semua detiknya.
Saya ingin pulang, tergulung kembali dalam lipatan waktu yang itu.